Kamis, 16 Mei 2013

laporan BFC




Laporan BFC
OLEH: UMI FARIDAH
CALUNG



Nara sumber : Bu Umnah atau Ema Berang Tata Rias

Pakaian yang dikenakan  dalam acara pernikahan menurut ema berang itu sekitar lima, dalam suatu acara tidak ditentukan berapa kali dalam mengganti pakaian itu menurut keinginan keluarga yang punya hajatan ada yang dua kali sampai lima kali tidak menentu. Pakaian yang pasti dikenakan dalam acara akad nikah itu sendiri khusus berwarna putih, warna-warna yang lain seperti kuning, biru, dan pink biasanya di gunakan untuk dipajang atau digunakan setelah akad nikah. Ema biasanya memulai merias sekitar jam 6 pagi, ema kira-kira menghabiskan waktu sekitar 2 jam untuk merias satu orang, pergantian pakaian bisanya pada jam 12 atau jam 1. Proses pernikahan itu sendiri di mulai dengan acara siraman sehari sebelum akad nikah lalu melakukan ritual lincah cekukuk yaitu menghinjak buah kering yang di kasih air di dalamnya seperti ritual nginjek telur di Jawa Tengah, lalu di tebar dengan bunga dan uang receh (sawer), setelah itu di arak ke rumah abah untuk meninta restu atas pernikahan kedua mempelai.
Perhiasan yang lain anting kalau gelang dan kalung tidak ada jika ada semuanya tidak ada maknanya atau filosofinya. Dalam satu kali acara ema di bayar sekitar 1 juta sampai 1,5 juta itu hanya untuk alat rias dan hiasan-hiasan yang lainnya, sedangkan untuk ema sendiri sekitar 300-500 ribu. Ritual yang dilakukan ema sebelum melakukan rias tidak ada, hanya meminta restu atau mengkabari abah kalau ema akan merias. Dalam melakukan tugasnya ema di bantu oleh anaknya yaitu ema Rom dan mang Uyat, kata ema sendiri ema hanya menangani adat istiadatnya, sedangkan ma Rom yang mengrias pengantin seperti : mengerik rambut di sekitar wajah (itu dilakukan jika pengantin perempuan masih gadis), dan membuat konde ageng (gede), sedangkan mang Uyat bertugas untuk menghias rumah dan singgah sana untuk pengantin di pajang. Menurut ema tidak ada filosofi dengan alat yang digunakan untuk memajang pengantin seperti bangku dan singgah sana, kalau bangku yang dimiliki ema berwarna biru dan ada burung emas diatasnya seperti burung garuda emas. Kata ema jiaka pengantin sudah di pajang lalu di bawa ke kamar untuk melakukan pekakah tarik-tarikan ayam dan suap-suapan, ema sendiri adalah turunan yang ke-7 dari nenk moyang ema turun temurun. Hari pernikah biasanya di perhitungkan menurut  tanggal lahir kedua mempelai, jika tidak bisa terjadi kegagalan dalam pernikahannya.

Narasumber    : Bapak Amil sekretaris Kasepuhan

Sirna Resmi di resmikan pada tahun 1971 yang di hadiri oleh TNI Bogor, Surya Kencana Bogor, Gubernur dan semua Kasepuhan-kasepuhan yang ada di Bogor. Dahulunya sebelum Sirna Resmi itu namanya Cikaret, kemudian diganti menjadi Sirna Resmi. Karena  adanya perpindahan orde lama ke orde baru, pada waktu itu pemimpin orde baru ialah bapak Soeharto, yang dahulu pada kepemimpinan pak Soekarno itu bernama PNI kemudian pada masa pak Harto di ubah menjadi GOLKAR, sehingga pada perpindahan masa orde lama ke orde baru di resmikan di desa Sirna Resmi dengan simbol penanaman pohon beringin sebagai simbol GOLKAR , maka terbentuklah nama desa yang dahulunya Cikaret menjadi desa Sirna Resmi.
 Desa Cikaret itu sendiri berlangsung selama 20 tahun.. Abah Arjo ada pemimpin di kasepuhan ini dan beliau menjabat selama 15 Tahun kemudian digantikan oleh Abah Ujat yang menjabat selama 9 Tahun. Pemilihan atau pergantian kepala sesuai dengan wangsit yang di berikan oleh para leluhur. Pemilihan tersebut dilakukan secara turun-menurun, pemilihannya yang sudah dilakukan pada kasepuhan ini sudah 4 kali dalam perganti pemimpin kasepuhan. Pemimpin yang pertama adalah Abah Rusdi Tahun 1959 didesa Cicemet, yang kedua ada abah Arjo didesa Ciptarasa, yang ketiga ada Abah Ujat didesa Sinaresmi, dan yang terakhir ada Abah Asep didesa Sinaresmi.
            Abah Rusdi memiliki seorang istri dan memiliki 3 anak yaitu: ada Abah Arjo, Emak Anat dan Emak Anom. Abah Arjo menjabat pada saat orde baru, istri pertamanya yaitu Emak Yayat dan kemudian bercerai dan memiliki anak bernama Sukinah wijaya, Ujat sujati, Nyai Titin. Dengan istri keduanya bernama Emak uum beliau mempunyai anak yang  bernama Mintarsih dan Sakini. Abah Arjo menjabat selama 15 Tahun, istri yang ketiga bernama Emak Yaya dan tidak mempunyai anak, istri yang keempat bernama Emak Sutarjah, istri yang kelima bernama Emak Tarsih, dan istri yang terakhir bernama Emak Isah. Abah Ujat ialah putra dari abah Arjo, istri pertamanya bernama Ibu Mpur anaknya ada abah Asep, Ibu Erni ,Elen dan Leni. Istri keduanya ada Ibu Warsih dan yang ketiga bernama Keken Sukansih yang mempunyai anak bernama Encep dan Indah. Yang terakhir ada abah Asep yang sudah menjabat selama Sembilan tahun hingga sekarang, abah Asep memiliki dua orang istri, yang pertama bernama Ibu Yuyu dan memiliki anak bernama Pilka dan Drat Sujagosa, dan istri keduanya yang bernama ambu Nurhasanah memiliki anak bernama Bela dan Berlin.

Narasumber: Bapak Itom  Sebagai seksi kesenian

            Bapak Itom ini adalah seorang seniman di kasepuhan Sirna Resmi ini beliau mengajarkan kesenian, sebagai seniman di desa ini beliau tidak diberi honor namun jika ada acara seperti syukuran dan lainnya baru beliau mendapat honor atau upah. Adat yang harus ada dalam acara serentaun ini seharusnya ada ngagondang, ngagondang ini terdapat 6 laki-laki dan 6 perempuan, saat ngagondang laki-laki memakai baju hitam dan perempuan memakai kebaya dan kain.
            Pelatihan ngagondang ini minimal satu minggu, jadi biasanya saat perempuan ngagondang para laki-lakinya saling membalas pantun. Alat yang digunakan yaitu:Lesung Dan Halu, Lagu yang bisa dibawakan yaitu: Sempal Guyon, Gugunjakan, dan Salendro. Dan lagu yang akan disajikan biasanya menurut pilihan dari  pak Amil. Lagu ngagondang itu sendiri merupakan lagu turun- temurun dan yang menciptakan adalah bapak Amil, lagu ini merupakan sebuah hiburan yang bercerita tentang pertanian. Ada juga dogdog glojor, music yang melibatkan  alat –alat seperti angklung, ketimpring, dan bedug panjang. Pemainnya dibutuhkan minimal 7 orang, yaitu 2 laki-laki dan lima perempuan,pakaian yang digunakan untuk laki-laki berwarna hitam dan untuk perempuan berwarna kuning.

Nara sumber: Cep Hamdan sebagai kaur kesos

Didesa Sirna Resmi ada 7 RW (dusun), kepala dusun rangkap dengan RW. Dusun yang ada di Desa Sirna Resmi diantaranya adalah :Sirna Resmi, Cibongbong, Cikaret, Cimapag, Situ murni, Cipulus Suka Mulya
Kepala desa saat ini di jabat oleh Bapak Ujang Suhandi, beliau baru menjabat selama 1 tahun.
1.     Desa Sirna Resmi, Kepala dusun : pak Sunarja, di desa Sirna Resmi mempunyai 3RT, sebelum Abah Udjat menjadi Pemangku Adat, Abah Udjat pernah menjadi Kades (Kepala Desa) dan Jumlah KK di desa sirna resmi kurang lebih ada 17.
Ada 3 RT : 
a.      RT 01 = Kepala dusun : Pak Jumahi
b.     RT 02 = Kepala Dusun : Pak Suharman
c.      RT 03
Penduduk yang ada di desa sirna resmi saat ini  ada 150KK , dan sekarang bertambah menjadi 205 KK, Kades yang ada Di desa Sirna resmi keturunan, kades yang ke-1 yaitu Bapak a’turyani, ke-2 Bapak Udjat , Ke-3 Bapak Sutarman , ke-4 Bapak Noka Sumpena (8thn), ke-5 Bapak Kosasi (1thn), yang ke-6 Bapak J.S(Jejaroh Solar).
Kades : Ujang Sukandi
Sekdes :  Amin
Staf Administrasi :  Dian Hariyadi (cibongbong 2)
Ada 4 Kaur :
1.               Pemerintahan : Baehaqi
2.               Kaurep Bank : Ikrar Sukardi
3.               Tantrib           : M. Sholeh
4.               Kesos          : Cep Hamdan
Staf  Keuangan : Dian Hariyadi dan Nur Halimah
Kades dipilih dengan cara pemilihan masyarakat , staf-stafnya di pilih dari Kades dan BPD (Badan Pengurus Desa), ketua BPD yaitu bapak Jumino dan anggotanya ada 11 orang.
Kalau dari sistem pendidikannya sendiri pemerintah sudah memberikan bantuan juga seperti PNPM mandiri(simpan pinjam), tetapi tenaga pengajar yang ada di desa Sirna Resmi masih kurang dan anak-anaknya pun masih tetap bersekolah walaupun tenaga pengajar kurang dan mutu pendidikannya hanya sebatas sampai Sekolah Dasar (SD) saja. PNPM mandiri, perkembangannya sudah cukup bagusdan pengurusnya sudah aktif, bagian-bagian PNPM mandiri yaitu:  KPMD : Hendra, Husri dan Siti , PPKM : Halimah dan Heri. Bantuan-bantuan yang di beri PNPM mandiri untuk desa : Truk, dan motor (Revo, Cs.One, dan Win ). Adapun bantuan- bantuan di atas digunakan lebih untuk mengedepankan kegiatan-kegiatan warga.
a.     Wacana-wacana yang ada di Desa Sirna Resmi :
1.     Pemilihan Kades 5tahun sekali
2.     Rencana membuat jalan
3.     Pemilihan lebih ingin di dominasi dari pemilihan masyarakat, ada wacana yang mengatakan bahwa pemilihan 6 tahun sekali dan 8 tahun sekali.
4.     Kasepuhan dan pemerintah daerah saling membutuhkan antara satu sama lain,
5.     Pemerintah daerah menghargai Kasepuhan,
6.     Keluarga miskin ada 948 KK , setiap Dusunnya ada 70% Keluarga.
b.     Batas-batas wilayah :
1.     Utara : Kecamatan Kelapa Nungul, Prov.Banten
2.     Selatan : Desa Cicadas
3.     Barat : Desa Cicadas,Sirna Galih Kec.Cibubur, Kabupaten Banten
4.     Timur : Desa Cihamerang dan Desa Sirna Resmi
c.      Luas wilayah semuanya adalah 4.917 hektar, dan sudah termasuk
            pegunungan
d.     Kondisi Geografis :
1.     Ketinggian tanah dari permukaan laut :600-1200m
2.     Suhu udara : Rata-rata
3.     Orbitasi : 
a.      jarak dari kecamatan : 23 km
b.     jarak dari kabupaten : 33 km
c.      jarak dari ibukota provinsi : 183 km
d.     jarak dari ibu kota Negara : 168 km
1.     Desa Cikaret, Kepala Dusun :Bapak Irha
Terdapat 5 RT yaitu :
a.      RT 01 : Sunarja (Baru menjabat )
b.     RT 02 : Saprudin ( 5tahun)
c.      RT 03 :Suhanda (10tahun)
d.     RT 04 : Iid (3tahun)
e.      RT 05 : Umma (3tahun)
Pemilihan RT dipilih Kades dan Musyawarah Dusun.
2.     Desa Cipulus, Kepala Dusun : Sukadi
Terdapat 3 RT , yaitu :
a.      RT 01 : Supadna (10tahun ke atas)
b.     RT 02 : Junarta (10tahun ke atas)
c.      RT 03 : Mamat (10tahun ke atas)
3.     Desa Cimapag, Kepala Dusun : Sudanta
Mempunyai 5 RT :
a.      RT 01 :Umyadi (5tahun)
b.     RT 02 : Anus (2tahun)
c.      RT 03 : Wiharja (10tahun)
d.     RT 04 : Urdi (5tahun)
e.      RT 05 : Ardsa (5tahun)
4.     Desa Suka Mulya , kepala dusun : Marja
Terdapat 4 RT :
a.      RT 01 : Sartu
b.     RT 02 : Yanda
c.      RT 03 : Uday
d.     RT 04 : Artasa
Desa Sukamulya memiliki 700 KK dari 3 dusun.
5.     Desa Cibongbong : Suprita
Penduduknya kurang lebih ada 300, dan Cipta Mulya masuk dalam desa Cibongbong.
Kendala yang dihadapi di desa sirna resmi ini yaitu yang berkaitan Ekonomi didesa sirna resmi masih sangat lemah , tetapi pangan lumayan cukup untuk warga sirna resmi, hanya saja jarak pembinaan para petani kurang. Untuk perkembangan yang lumayan yaitu desa Situ Murni, dari pembangunan untuk jalan, musholah, pos kamling, gotong-royong sekolah , dan yang paling menonjol adalah dslsm pembangunan ekonomi yang merata, pendidikan pada desa inipun tak bisa di bilang baik hanya ada SD dan MI saja maka rata-rata hanya bersekolah sampai jenjang tersebut karena jengang SMP dan SMA sangat jauh itu juga hanya segelintir anak yang melanjutkanya. Harapan adalah agar pemerintah pusat bisa membantu desa sirna resmi untuk lebih baik lagi baik dalam mata pencarian maupun pendidikan.
*****


Kesan selama mengikuti BFC
            Hal luar biasa telah aku dapat dalam kegiatan ini, tak bisa di ungkapan lewat susunan kata, tapi membekas di hati, sahabat maupun teman baru aku kenal itu kini benar-benar menjadi saudara saya. Masyarakat yang ramah dan baik membuat hari-hari menjadi asik. Teori praktek menjadi seorang organisasi mencuat dan timbul menjadi gunungan yang hebat. Pengalaman itu tidak bisa di beli dan di gantikan, pengalaman adalah sejarah yang telah ku ukir di batu kehidupan ku.
Pesan :
            Mendengar, dan mengerti adalah kunci untuk kita semua bisa utuh… karena itu masalah kita selama ini…Semoga pesan ini membangun kita semua.. AMIN… STML JAYA!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar